TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA, MOHON MAAF APABILA MASIH BANYAK SEKALI TERDAPAT KESALAHAN

Halaman

Kamis, 16 Agustus 2012

Khutbah Idhul Fitri


KHUTBAH IDUL FITRI
“TANDA-TANDA ORANG YANG MERAIH KEMENANGAN DI HARI FITRI”

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله اكبر 9× كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً. لآ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. لآ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لآ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. اَللهُ اَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِـنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ وَاْلإِحْسَانِ وَهَدَانَا إِلَى صِرَاطِهِ الْمُسْـتَقِيْمِ. أَشْهَدُ أَنْ لآ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَـيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ اْلأَنَامِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَـبِعَهُ بِإِحْسَانٍ عَلَى الدَّوَامِ. أَمَّا بَعْدُ...,
فَيَآ اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهََ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. اَللهُ اَكْبَرُ 3× وَللهِ الْحَمْدُ
Jama’ah idul fitri yang berbahagia!
Pada hari yang penuh dengan kebahagiaan ini, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT., atas segala limpahan rahmat, hidayah dan ‘inayah-Nya yang agung nan tiada terbilang kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita senantiasa dalam keadaan iman, islam dan ihsan.
Pada hari ini pula, jutaan umat Islam di berbagai belahan dunia mengumandangkan takbir sebagai tanda syukur dan kemenangan, setelah selama satu bulan penuh kita ditempa, dalam sebuah jihad terbesar memerangi hawa nafsu duniawi pada bulan yang penuh dengan berkah dan kemuliaan yakni bulan Ramadhan. Di masjid-masjid, di langgar-langgar, di rumah-rumah, di jalan-jalan, gema takbir membahana sebagai tanda kemenangan.  اَللهُ اَكْبَرُ 3× وَللهِ الْحَمْدُ
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ رَحِمَكُمُ الله...!
Setelah selama satu bulan penuh di bulan suci Ramadan, kita berupaya dengan segala daya upaya untuk menahan lapar dan dahaga, kita menahan diri dari menuruti bujuk rayu keinginan hawa nafsu duniawi, tibalah kini saatnya kita merayakan hari kemenangan kita. Inilah hari kemenangan seluruh umat Islam, yakni hari Idul Fitri. ‘Idul Fitri ialah kembali pada fitrah kesucian. Inilah saat yang dijanjikan oleh Allah untuk mengampuni dosa orang-orang yang telah menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan sehingga mereka kembali pada fitrah kesucian mereka. Sabda Rasulullah saw.:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَـقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadan karena iman dan mengharapkan rida Allah, maka diampunilah dosa-dosa yang telah dilakukannya”. [H. R. Jama’ah]
Maka daripada itu, pada hari ini umat Islam merayakan kemenangan mereka yang kembali pada fitrah kesucian. Pertanyaannya, apakah kita sudah termasuk orang-orang yang dosa-dosanya diampuni Allah? Apakah kita termasuk orang-orang yang kembali pada fitrah kesucian? Dan apakah kita adalah golongan orang-orang yang mendapatkan kemenangan di hari Idul Fitri ini? والله أعلم بالصواب Jawabnya ada pada kita dan pada apa yang telah kita lakukan selama bulan Ramadan.
اَللهُ اَكْبَرُ 3× وَللهِ الْحَمْدُ
Jama’ah Idul Fitri yang berbahagia!
Ada dua hal yang menjadi tanda-tanda orang yang memperoleh kemenangan di hari fitri ini. Yang pertama ialah meningkatnya ketaqwaan terhadap Allah SWT; dan yang kedua ialah meningkatnya kepedulian sosial terhadap sesama.  
Tanda-tanda yang pertama ialah meningkatnya ketaqwaan terhadap Allah SWT. Dalam Surat al-Baqarah ayat 183, Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.
Berdasarkan ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwa maksud disyariatkannya puasa ialah untuk membentuk pribadi-pribadi muslim yang bertaqwa. Marilah sejenak kita merenung, kita introspeksi diri, apakah sikap dan perbuatan yang kita kerjakan selama ini sudah mencerminkan pribadi yang bertaqwa?   
Seandainya kita berani untuk jujur pada diri kita sendiri, kita ini hanyalah daging membalut tulang yang membungkus aib dan maksiat yang dari hari ke hari terus kita lakukan. Membaca Al Fatihah pun kita belum fasih, sholat pun kita tidak mengerti apa yang kita baca, sujud pun kita jarang ingat kepada Allah, sering kali gemerlap kehidupan duniawi tanpa kita sadari menyebabkan kita jauh dari Allah.
Pun juga kondisi bangsa kita yang sedang terpuruk dan prihatin ini sesungguhnya menjadi salah satu jalan yang penting bagi kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kita tahu bala bencana datang silih berganti: ada yang menyebutnya krisis ekonomi, krisis politik atau krisis apapun, tapi yang paling benar sesungguhnya bangsa kita sedang dilanda krisis iman dan taqwa. Bangsa kita tidak mengenal Tuhannya dengan baik, bangsa kita tidak mengenal dirinya dengan baik, bangsa kita tidak mengenal jalan untuk hidup dengan benar. Yang dikenal hanyalah harta, pangkat, kedudukan; yang dikenal hanyalah aksesoris dunia dengan pertimbangan gengsi semata.
Maka tidak usah heran, tanah yang begitu berkelimpahan nikmat dari Allah, berubah menjadi bala dan bencana. Negara yang kaya tiba-tiba berubah menjadi miskin dengan hutang. Negara yang subur makmur menjadi tenggelam dalam banjir. Semua ini menunjukkan bahwa betapa kita adalah bangsa yang tidak tahu bersyukur.
Oleh karena itulah, hendaknya kita bersyukur kepada Allah yang telah menganugerahi umat Islam dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan berkah dan ampunan ini, bulan yang menuntun kita menuju peningkatan kualitas ketaqwaan terhadap Allah SWT.
اَللهُ اَكْبَرُ 3× وَللهِ الْحَمْدُ
Jama’ah Idul Fitri yang berbahagia!
Tanda-tanda kedua dari orang-orang yang meraih kemenangan di hari fitri ini ialah meningkatnya kepedulian sosial terhadap sesama. Islam ialah agama rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi semesta alam. Islam tidak mengajarkan kita untuk bersikap individualis dengan mementingkan diri sendiri. Akan tetapi, Islam selain mengajarkan tentang keimanan dan ketaqwaan, juga mengajarkan kepada kita untuk selalu beramal shalih terhadap keluarga, para tetangga, sanak kerabat, dan handai taulan.
Rasulullah saw. bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْـفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi orang lain”.
Berdasarkan hadits tersebut, marilah kita senantiasa berusaha untuk bisa menjadikan hidup kita bermanfaat bagi diri kita, keluarga, dan orang lain, Semakin banyak harta yang kita kumpulkan, semakin menjadi bencana bagi kita kalau tidak membawa manfaat untuk orang lain. Semakin banyak ilmu yang kita miliki tapi tidak manfaat, laknat pula yang akan datang kepada kita. نعوذ بالله ثم نعوذ بالله من ذلك
اَللهُ اَكْبَرُ 3× وَللهِ الْحَمْدُ
Jama’ah Idul Fitri yang dimuliakan Allah!
Di hari idul fitri seperti ini seharusnya tak seorangpun bersedih hati. Semua gembira Semua bahagia. Lebih-lebih anak kecil, mestinya mereka semua bersuka cita. Akan tetapi, pada saat ini pula di lain tempat berapa banyak kita dapati anak-anak kecil, para dlu’afa’, mereka berada di perempatan jalan, di lampu merah, sedang menadahkan tangan meminta-minta? Masih adakah kapling dalam pikiran kita tentang nasib orang-orang yang kurang beruntung? Hari ini, berapa banyak saudara-saudara kita yang terpaksa merayakan idul fitri dalam keadaan yang serba kekurangan.
Selama sebulan penuh, Allah swt telah mentarbiyah kita melalui ibadah Ramadhan. Melalui puasa kita dididik dan dilatih untuk peduli dan berbagi. Puasa tidak saja menahan lapar dan haus di siang hari, tapi di balik haus dan lapar itu kita dihantarkan untuk ikut berempati merasakan langsung sebagian dari penderitaan saudara-saudara kita, para fuqara dan masakin.
Islam adalah agama atau satu satunya agama yang paling banyak mengingatkan ummatnya tentang fuqara dan masakin. Bahkan orang-orang yang tidak peduli kepada mereka tegas-tegas disebutnya sebagai orang yang mendustaan agama. Allah berfirman:

”Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (QS Al- Maaun :1- 3)

اَللهُ اَكْبَرُ 3× وَللهِ الْحَمْدُ
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ رَحِمَكُمُ الله...!
Di akhir khutbah di hari yang fitri ini, marilah kita senantiasa berupaya untuk meningkatkan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT, serta memupuk rasa kepedulian sosial terhadap sesama, yang disertai dengan keikhlasan untuk berbagi demi meringankan penderitaan orang lain, dengan niat semata-mata mencari ridlo Allah.
Selain memohon ridlo dan ampunan dari Allah, hendaknya kita juga memohon maaf pada keluarga, para tetangga, dan sanak kerabat, sehingga melalui momentum Idul Fitri ini kita benar-benar kembali pada fitrah kesucian. Suci dari dosa terhadap Allah maupun dosa terhadap sesama manusia.
Semoga Allah memasukkan kita dalam golongan العائدين, yang kembali pada kesucian, dan الفائزين, yang meraih kemenangan dalam ridlo dan ampunan Allah SWT.
جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَالْمَقْبُوْلِيْنَ وَأَدْخَلَنَا فِى عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ, قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى, بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا, وَاْلآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى.
بَارَكَ اللهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِىْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلْ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.





الخطبة الثانية

الله اكبر 9× كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً. لآ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. اَللهُ اَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِىَ لَوْ لاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ, أَشْهَدُ أَنْ لآ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِىَّ بَعْدَهُ,
أَمَّا بَعْدُ..., فَيَآاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهََ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىِّ يآاَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
اَللّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالظَّالِمِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُوْنِيْسِيَا هذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ الله! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبى وَيَنْهى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْا مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ, وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

1 komentar: