TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA, MOHON MAAF APABILA MASIH BANYAK SEKALI TERDAPAT KESALAHAN

Halaman

Sabtu, 26 November 2011

Proposal Skripsi

PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH PROGRAM KEGIATAN HAFALAN AL QUR'AN
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH SUNAN AMPEL
Semanding Tertek Pare Kediri

A. Latar Belakang Masalah

Sudah menjadi kewajiban seluruh umat islam untuk mempelajari dan memahami ayat-ayat      Al Qur'an, karena Al Qur'an adalah kitab suci bagi umat islam yang diyakini kebenarannya, karena didalamnya terdapat kandungan – kandungan hukum yang mengatur tata hidup manusia. Banyak sekali hadis – hadis Nabi yang menjelaskan tentang betapa pentingnya mampelajari Al Qur'an. Seperti hadis yang diriwayatkan oleh Imam Thoroni ;
عن أنس رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من علم ابنا له القرآن نظراغفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر ومن علمه إيا ه ظاهرا فكلما قرأ الابن اية رفع الله بها للأبي درجةحتى ينتهي الى اخر ما معه    رواه الطبرني  
Artinya ;
Dari Annas r.a. berkata; Rosululloh Saw. Bersabda "Barang siapa yang mengajarkan Al Qur'an terhadap anaknya dengan membaca, maka dosa – dosanya yang lampau dan yang akan datang akan diampuni. Dan barang siapa yang mengajarkan Al Qur'an terhadap anak – anaknya dengan menghafal, maka Allah mengangkat derajatnya ketika anaknya membaca Al Qur'an[1]." HR. Imam Thobroni.


Dari uraian hadis diatas dapat dipahami bahwa betapa pentingnya orang tua mengajarkan Al Qur'an terhadap anak – anaknya, apalagi sampai pada tahap menghafalkannya. Dalam hadis yang juga disebutkan,
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ,اشرف امتي حملة القرآن واصحاب الليل     الحديث

Artinya,
Rosululloh bersabda "Umatku yang paling mulia adalah yang hafal Al Qur'an dan yang selalu menjalankan sholat malam[2]." Al hadis.

Namun disisi lain umat islam juga dituntut untuk mempelajari ilmu pengetahuan umum yang berkaitan erat dengan kehidupan dunia sebagai bekal untuk hidup dan untuk menyesuaikan zaman agar umat islam tidak tertinggal utamanya dikalangan santri – santri Pondok Pesantren.
Berdasarkan pengantar diatas, dapat dimengerti  pentingnya belajar bagi insan dalam rangka mengenal dan mengetahui kejadian dan peristiwa alam yang terjadi sebagai modal untuk mengenal lebih lanjut peristiwa yang terjadi disekitarnya. Didalam agama islam semua kejadian – kejadian yang ada didunia ini telah termaktub dalam Al Qur'an sebagai Kalam Allah yang harus dipelajari dan dimengerti oleh setiap umat islam sebagai pedoman hidup dalam melakukan aktifitas sehari – hari serta untuk memahami dan mengetahui lebih jauh tentang peristiwa yang terjadi.
Yayasan Pendidikan Islam Sunan Ampel adalah yayasan yang mengelola berbagai macam pendidikan, baik pendidikan yang bersifat non formal seperti Pondok Pesantren maupun pendidikan yang bersifat formal yang bernaung dibawah Departemen Agama. Diantaranya Madrasah Aliyah Sunan Ampel dengan tujuan mencetak generasi yang mempunyai kuwalitas dalam keimanan namun tidak buta dalam pengetahuan umum. Yangmana siswa-siswinya mayoritas santri pondok pesantren yang sebagiannya mengikuti program hafalan Al Qur'an. Dengan gambaran kondisi yang ada di yayasan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang prestasi siswa yang mengikuti program hafalan Al Qur'an dipondok pesantren dengan judul " PENGARUH PROGRAM HAFALAN AL QUR'AN TERHADAP SISWA MADRASAH DI MA. SUNAN AMPEL SEMANDING TERTEK PARE KEDIRI.

B. Batasan Masalah

Untuk mempermudah dalam mensesuaikan penelitian, penulis membuat batasan masalah sebagai berikut :
a)      Penulis hanya mengadakan penelitian pada Madrasah Aliyah Sunan Ampel    Semanding Tertek Pare Kediri.
b)      Penulis hanya mengambil sampel 30 % dari 170 siswa.
c)      Penulis hanya meneliti bagaimana proses menghafal Al Qur'an.
d)     Penulis hanya meneliti prestasi siswa pada hasil ujian tengah semester tahun ajaran 2007/2008.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka masalah penelitian dapat penulis rumuskan sebagai berikut :
a)      Bagaimana program menghafal Al Qur'an siswa terhadap daya tangkap mata pelajaran  di sekolah ?
b)      Bagaimana prestasi belajar siswa di sekolah ?
c)      Sejauhmana pengaruh hafalan Al Qur'an terhadap prestasi belajar siswa                               di MA. Sunan Ampel Semanding Tertek Pare Kediri.

D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui program siswa yang mengikuti program hafalan  Al Qur'an di Pondok Pesantren.
  2. Untuk mengetahui pengaruh hafalan Al Qur'an terhadap prestasi siswa.
  3. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh yang dihadapi oleh siswa yang mengikuti program hafalan Al Qur'an.

E. Kegunaan Penelitian   

Adapun keguanaan penelitian sebagai berikut :
  1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca di bidang hafalan Al Qur'an.
  2. Dapat dijadikan wali murid yang ingin memasukkan putra-putrinya di bidang hafalan Al Qur'an dan tanpa meninggalkan sekolah formal.
  3. Dapat memberi motifasi bagi santri yang mengikuti program hafalan Al Qur'an dengan tanpa meninggalkan sekolah. 
  4. Dapat dijadikan sebagi bahan bacaan perpustakaan dan dijadikan dokumentasi serta acuan penilaian lebih lanjut bagi mahasiswa STIT Raden Wijaya Mojokerto.


F. Metode Penelitian
Metode dalah pengetahuan tentagng metode – metode, jadi yang dimaksud dengan metodologo penelitian adalah pengetahuan tentang bebrapa metode yang digunakan dalam penelitian[3]
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, maka sejak itu timbullah gagasan untuk malakukan pengalihan, plestarian dan pengembangan kebudayaan melalu pendidikan, maka dari itu dalam sejarah pertumbuhan masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan generasi demi generasi sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakatnya.
Menurut keyakinan kita, sejarah pembentukan masyarakat dimulai dari keluarga adam dan hawa sebagai unit terkecil dari masyarakat besar umat manusia yang ada dimuka bumi ini. Dari keluarga Adam itulah telah dimula proses pendidikan manusia, meskipun dalam ruang lingkup terbatas sesuai dengan kebutuhan. Karena setelah Adam tercipta dengan sempurna maka Allah langsung mengajarkan beberapa bahasa sebagai alat komunkasi dengan makhluq lainya yang diciptakan Allah. [4]
Beberapa peta kebangkitan pemikiran umat islam yang dapat kita amati sampai saat ini antara ain : menyangkut upaya reinterpetasi (interpretasi baru ) terhadap Al Qur'an. Penggalian hazanah intelektual muslim pada masa lampau, rektualisasi ajaran islam, upaya islamisasi kebudayaan dan peradaban terutama islamisasi ilmu dan teknologi.
Didalam upaya terakhir, yaitu islamisasi terjadi pro kontra dikalangan para cendekiawan muslim. Para cendekiawan musllim yang kotra memiliki argument yang cukup mendasar, antara lain dilihat dari segi hitoris, perkembang ilmu pengetahuan dan teknologi di Barat saat ini banya diilhami oleh para ulama' islam  yang di tranformasikan terutama pada masa keemasan sehingga mereka banyak yang berhutang budi terhadap islam.[5]  .
Dan kalau mengacu pada sejarah pembukuan Al Qur'an sesudah Rosululloh wafat para sahabat baik ansor maupun muhajirin semua sepakat untuk mengangkat Abu Bakar sebagai kholifah. Pada awal masa pemerintahannya banayak diantara umat islam yang belum kuat imannya terutama Nejed dan Yaman banyak diantara mereka yag menjadi murtad dan banyak pula yang menolak membayar zakat. Disamping itu  adapula orang – oran yang mengaku – ngaku menjadi nabi diatraa\nya adalah Musailamah Al Kazaab. Hal ini dihadapi oleh Abu Bakar dewnga tegas, sehingga ia berkata kepada orang – oaring yang enggan membaar zakat itu demikian."Demi Allah ! Kalau mereka menolak untuk menyerahkan seekor anak kambing sebagai zakat seperti apa yang pernah mereka serahkan pada Rosululloh, niscaya aku akan memrang mereka." Maka terjadilah peperangan yang hebat yang terkenal denga perang Yamamah  tentara islam dalam peperangan tersebut kebanyakan terdir m dari para sahabat dan para hufadhilQur'a dalam peperangan ini telah gugur tujuh pluh orang penghafal Al Qur'an.
Oleh karena itu Umar Bin Khottob khawatir atas gugurnya para sahabat para pengahafal Al Qur'an, maka ia lalu datang pada Abu Buakar memusyawarahkan hal ini. Umar berkata pada Abu Bakar:"Dalam Peperanga Yamamah para sahabat yang hafal Al Qur'an banayak yang gugur. Saya akan khawatir akan gugurnya para sahabat yagng lain dalam peperangan berikutnya sehinnggan bayak ayat- ayat La qur'man yang perlu dikukmpuylkan.
"Abu Bakar menjawab:" menganggap aku akan meklakukan sesuatu yang tidak diperbuat Rosululloh? ".
Umar menegaskan :"Demi Allah ! ini adalah perbuatan yang baik ".
Dan ia berulangkali memberikan aasan – alsan kebaikan mengumpulkan Al Qur'an ini sehingga Allah mwmbukakan hati Abu Bakar untuk menerima pendapatUmar. Kemudian Abu Bakar memanggil Zaid Bin Tsabit yaitu seorang kepercayaan Rosululloh dalam penulisan wahyu. Dan sekaligus mengangkatnya sebagai ketua lajnah dalam pengumpulan ayat- ayat Ala Qur'an sehingga sampai tersusunlah lembaran – lembaran ayat ayat tersebut  sesuai urutan yang ditetapkan Rosululloh dan diserahkan kepada Abu Bakar[6].
Dari uraian cuplikan sejarah diatas dapat disimpulkan bahwa para pengjhafal Al Qur'an mempunyai kedudukan yang tinggi dalam menjaga kemurnian ayat – ayat Al Qur'an.
Maka dari itu sudah menjadi kewajiban seluruh umat islam untuk mempelajari dan memahami ayat-ayat      Al Qur'an, karena Al Qur'an adalah kitab suci bagi umat islam yang diyakini kebenarannya, karena didalamnya terdapat kandungan – kandungan hukum yang mengatur tata hidup manusia. Banyak sekali hadis – hadis Nabi yang menjelaskan tentang betapa pentingnya mampelajari Al Qur'an. Seperti hadis yang diriwayatkan oleh Imam Thoroni ;
عن أنس رضي الله عنه  قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من علم ابنا له القرآن نظراغفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر ومن علمه إيا ه ظاهرا فكلما قرأ الابن اية رفع الله بها للأبي درجةحتى ينتهي الى اخر ما معه    رواه الطبرني  
Artinya ;
Dari Annas r.a. berkata; Rosululloh Saw. Bersabda "Barang siapa yang mengajarkan Al Qur'an terhadap anaknya dengan membaca, maka dosa – dosanya yang lampau dan yang akan datang akan diampuni. Dan barang siapa yang mengajarkan Al Qur'an terhadap anak – anaknya dengan menghafal, maka Allah mengangkat derajatnya ketika anaknya membaca Al Qur'an[7]." HR. Imam Thobroni.[8]

Dari uraian hadis diatas dapat dipahami bahwa betapa pentingnya orang tua mengajarkan Al Qur'an terhadap anak – anaknya, apalagi sampai pada tahap menghafalkannya. Dalam hadis yang juga disebutkan,
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ,اشرف امتي حملة القرآن واصحاب الليل     الحديث

Artinya,
Rosululloh bersabda "Umatku yang paling mulia adalah yang hafal Al Qur'an dan yang selalu menjalankan sholat malam[9]." Al hadis.

Namun disisi lain umat islam juga dituntut untuk mempelajari ilmu pengetahuan umum yang berkaitan erat dengan kehidupan dunia sebagai bekal untuk hidup dan untuk menyesuaikan zaman agar umat islam tidak tertinggal utamanya dikalangan santri – santri Pondok Pesantren.
Berdasarkan pengantar diatas, dapat dimengerti  pentingnya belajar bagi insan dalam rangka mengenal dan mengetahui kejadian dan peristiwa alam yang terjadi sebagai modal untuk mengenal lebih lanjut peristiwa yang terjadi disekitarnya. Didalam agama islam semua kejadian – kejadian yang ada didunia ini telah termaktub dalam Al Qur'an sebagai Kalam Allah yang harus dipelajari dan dimengerti oleh setiap umat islam sebagai pedoman hidup dalam melakukan aktifitas sehari – hari serta untuk memahami dan mengetahui lebih jauh tentang peristiwa yang terjadi.
Yayasan Pendidikan Islam Sunan Ampel adalah yayasan yang mengelola berbagai macam pendidikan, baik pendidikan yang bersifat non formal seperti Pondok Pesantren maupun pendidikan yang bersifat formal yang bernaung dibawah Departemen Agama. Diantaranya Madrasah Aliyah Sunan Ampel dengan tujuan mencetak generasi yang mempunyai kuwalitas dalam keimanan namun tidak buta dalam pengetahuan umum. Yangmana siswa-siswinya mayoritas santri pondok pesantren yang sebagiannya mengikuti program hafalan Al Qur'an. Dengan gambaran kondisi yang ada di yayasan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang prestasi siswa yang mengikuti program hafalan Al Qur'an dipondok pesantren dengan judul " PENGARUH PROGRAM HAFALAN AL QUR'AN TERHADAP SISWA MADRASAH DI MA. SUNAN AMPEL SEMANDING TERTEK PARE KEDIRI.

B. Batasan Masalah

Untuk mempermudah dalam mensesuaikan penelitian, penulis membuat batasan masalah sebagai berikut :
e)      Penulis hanya mengadakan penelitian pada Madrasah Aliyah Sunan Ampel    Semanding Tertek Pare Kediri.
f)       Penulis hanya mengambil sampel 30 % dari 170 siswa.
g)      Penulis hanya meneliti bagaimana proses menghafal Al Qur'an.
h)      Penulis hanya meneliti prestasi siswa pada hasil ujian tengah semester tahun ajaran 2007/2008.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka masalah penelitian dapat penulis rumuskan sebagai berikut :
d)     Bagaimana program menghafal Al Qur'an siswa terhadap daya tangkap mata pelajaran  di sekolah ?
e)      Bagaimana prestasi belajar siswa di sekolah ?
f)       Sejauhmana pengaruh hafalan Al Qur'an terhadap prestasi belajar siswa                               di MA. Sunan Ampel Semanding Tertek Pare Kediri.

D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui program siswa yang mengikuti program hafalan  Al Qur'an di Pondok Pesantren.
  2. Untuk mengetahui pengaruh hafalan Al Qur'an terhadap prestasi siswa.
  3. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh yang dihadapi oleh siswa yang mengikuti program hafalan Al Qur'an.

E. Kegunaan Penelitian  

Adapun keguanaan penelitian sebagai berikut :
  1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca di bidang hafalan Al Qur'an.
  2. Dapat dijadikan wali murid yang ingin memasukkan putra-putrinya di bidang hafalan Al Qur'an dan tanpa meninggalkan sekolah formal.
  3. Dapat memberi motifasi bagi santri yang mengikuti program hafalan Al Qur'an dengan tanpa meninggalkan sekolah. 
  4. Dapat dijadikan sebagi bahan bacaan perpustakaan dan dijadikan dokumentasi serta acuan penilaian lebih lanjut bagi mahasiswa STIT Raden Wijaya Mojokerto.

F. Metode Penelitian




a. Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian nonexsperiman yang bentuk Expstfakto. Sugiono mengemukakan bahwa penelitian exspostfakto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut[10].

b. Variabel Penelitian
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam, menurut Suryadi Suryabrata variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian.[11]
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel :
a.       Program kegiatan menghafal Al Qur'an sebagai variabel bebas.
b.      Prestasi belajr siswa sebagai variabel terikat.

c.  Populasi dan Sampel
Ridwan (2002 : 3) menyatakan bahwa,"Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi obyek penelitian."[12]
Populasi penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keseluruhan peserta didik Madrasah Aliyah Sunan Ampel Semanding Tertek Pare Kediri. Sedangkan pengertian sampel menurut Anikunta adalah bagian bagian dari populasi (sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti).
Adapun dalam penelitian ini, penulis hanya mengambil sampel 30 % siswa dari jumlah populasi sebanyak 170 siswa. Dalam hal ini penulis mengacu pada pendapat Suharsimi Ari Kunto. Beliau menagtakan sebagai berikut untuk sebagai pertimbangan.
Apabila obyeknya kurang dari seratus lebih baik diambil semua. Sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika obyeknya besar diambil antara 20 – 25 % atau lebih.[13]

d. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data-data penelitian ini, penulis menggunakan teknik-teknik sebagai berikut :

a.       Metode Kuisioner (Angket)
Metode Kuisioner adala metode pengumpulan data dengan daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden didalam menyampaikan sesuatu informasi mengenai hal-hal yang diteliti.[14] Dan jenis angket disini adalah angket langsung yaitu berupa lembaran yang dilengkapi beberapa pertanyaan yang diberikan  responden agar menjawabnya tanpa dipengaruhi oleh pihak lain. Angket yang dipakai dalam penelitian disini adalah jenis angket pilihan  yang telah disediakan soal – soal jawabannya agar diisi sesuai pendapat. Metode kuisioner angket digunakan unutk mencari data tenteng pelaksanaan program hafalan Al Qur'an di pondok pesantren dan jumlah siswa yang mengikuti program hafalan Al Qur'an. 

b.      Metode Intervew
Metode Intervew adalah pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu telah disiapkan secara tuntas dan lengkap dengan instrumennya.[15] Dalam hal ini menggunakan metode interview bebas terpimpin artinya pewawancara membawa pedoman yang merupakan garis besar mengenai hal-hal yang ditanyakan.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang ada atau tidak pengaruh hafalan Al Qur'an terhadap prestasi siswa.

c.       Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan denagn meneliti bahan-bahan dokumentasi  yang ada dan mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian.[16] Metode ini digunakan untuk mencari dat-data yang berhubungan dengan prestasi siswa.

e. Teknik Analisa Data

Untuk menganalisa data yang terkumpul, penulis akan menggunakan  metode sebagai berikut :
a)      Untuk data yang bersifat kualitatif penulis menggunakan metode reflektif thingkingyaitu menganalisis data melalui penelitian logis, teliti dan sistematis, sehingga dapat ditarik kesimpulan dari data tersebut.
b)      Untuk data yang bersifat kuantitatif, penulis menggunakan metode statistik korelasional. Teknik yang digunakan adalah teknik korelasi
c)      Adapun rumusnya sebagai berikut :
r x y =                   NXY – (X) (Y)               
                  X2- (Y)2]   
      R x y               : Angka indeks Korelasi 'r' Product Moment
      N                     : Number of Cases
      XY              : Jumlah hasil perkalian antara sekor X dan sekor Y
      X                 : Jumlah seluruh sekor X
      Y                 : Jumlah seluruh sekor Y 

G. Sistematika Pembahasan
Skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri dari empat bab, pada tiap – tiap bab terdapat sub bab. Sistematika pembahasan ini akan dijelaskan sebagai berikut :
BAB  Pertama Pendahuluan
Dalam bab ini mengemukakan hal – hal yang sebaiknya terlebh dahulu diketahui sebelum pembahasan materi pokok penelitiannya. Bab ini terdiri dari tujuh sub bab, sub bab pertama adalah latar belakang masalah penelitian, mengetengahkan gambaran atau fenomena permasalahn yang ada. Kemudian sub bab kedua adalah batasan masalah yang berisi tentang batasan – batasan masalah yang akan diteliti agar tidak melebar dari pokok permasalahan. Sub bab ketiga adalah rumusan masalah yang berisi tentang rumusan – rumusan masalah agar persoalan yang diteliti agar tidak keluar dari tujuan penelitian. Selanjutnya adalah sub bab keempat. Tujuan penelitian yakni untuk mengetahui apa yang menjadi tujuan penelitian ini. Kemudian sub bab kelima yaitu kegunaan penelitian yang berisi tentang manfaat dari hasil penelitian. Sub bab keenam adalah metode penelitian yang berisi tentang metode – metode yang dipakai dalam penelitian, sedangkan sub bab yang ketujuh adalah sistematika pembahasan yang berisi tentang gambaran secara global pembahasan yang dilalui.
Bab kedua kajian pustaka. Dalam bab ini terdiri dari tiga sub bab. Sub bab pertama adalam menjelasakan tentang variable X dan susb bab kedua menjelaskan variable Y. sub bab ketiga menjelaskan hubungan antara variabel X dan variabel Y.
Bab ketiga analisa data. Dalam bab ini terdiri dari dua sub bab. Sub bab pertama  tentang gambaran secara umum obyek. Sub bab yang kedua penyajian data.
Bab keempat kesimpulan dan saran. Bab ini merupakan bab yang terakhir/penutup yang berisi tentang kesimpulan. Yakni ringkasan dan gambaran secara umum dari semua yang dibahas dalam skripsi ini dan dilanjutkan dari saran – saran dari penulis sebagai telaah kritis dan pelengkap atas penelitian ini.   


Sistematika dalam pembahasan ini meliputi :

BAB I adalah PENDAHULUAN, yang berisi tentang ; A) latar belakang masalah, B) batasan  masalah, C) rumusan masalah, D) tujuan penelitian, E) kegunaan penelitian, F) sistematika penelitian, G) metode penelitian.
BAB II adalah KAJIAN PUSTAKA, yang terdiri dari ; A) tinjauan tentang program  hafalan Al Qur'an  yang meliputi ; 1. pengertian Program dan hafalan. 2. pengertian Al Qur'an 3. kedudukan Al Qur'an dalam islam. 4. tujuan menghafal Al Qur'an. 5. manfaat hafalan Al Qur'an 6. program hafalan Al Qur'an di Pondok Pesantren Tahfidhil Qur'an Sirojul 'Ulum Semanding Tertek Pare Kediri. 
B) tinjauan tentang prestasi belajar yang meliputi ; 1. pengertian belajar. 2. factor – factor yang mempengaruhi belajar. 3. prestasi belajar. 4. prestasi belajar sebagai indikator keberhasilan.
 C) pengaruh program hafalan Al Qur'an di Pondok Pesantren Tahfidhil Qur'an Sirojul 'Ulum terhadap prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Sunan Ampel.
BAB III adalah ANALISIS DATA, yang terdiri dari ;
A). gambaran umum obyek yang meliputi ; 1. Letak geografis 2. Sejarah berdirinya Yayasan Pendidikan Islam Sunan Ampel 3. Struktur organisasi 4. data guru 5. data siswa 6. sarana prasarana
B). Penyajian data yang meliputi 1. data variable. 2. data variabel y. 3. analisis data. 4. interpretasi data.  

BAB IV adalah KESIMPULAN DAN SARAN yang meliputi  ; A) kesimpulan B) saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


Metodologi adalah pengetahuan tentang metode – metode, jadi yang dimaksud dengan metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang beberapa metode yang di pergunakan dalam penelitian"[17]
Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini jenisnya adalah penelitian diskriptis, dimana maksud dan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tentang status sesuatu.
Apabila peneliti bermaksud mengetahui tentang keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak dan sejauh mana, maka penelitiannya bersifat diskriptif,.yakni menjelaskan dan menuangkan tentang suatu peristiwa"[18]
Dan didalam memperoleh data tentang beberapa fenomena problematic yang ada, penulis menggunakan beberapa metode instrumen pengumpul data sebagai berikut:

A. Metode Penentu Objek
Untuk data yang diperlukan dalam penelitian ini, terlebih dahulu penulis menuturkan populasi dan sampelnya.
1.populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang akam diteliti"3
Dengan kata lain populasi adalah keseluruhan perangkat pengamat atau kasus yang menjadi pokok peneliian dalam penelitian.
Denga demikian nampak jelas bahwa patokan atau batas untuk suatu populasi adalah apabila suatu kelompok tersebut memiliki karakteristik kurang lebih sama dan dapatdi amati,populasi dapat ditetepkan besar atau kecil,tergantung pada kepintingan peneliti atau tujuannya.
Populasi peneliti disini adalah mencakup seluruh peserta didik madrasah aliyah sunan ampel dusun semanding pare kediri pada tahun ajaran 2006/2007


Besarnya populasi tersebut adalah 170 sisula,populasi tersebut tersebar dalam tiga tingkatan kelas,dua jurusan program pendidikan:
1.ilmu pengetahuan sosial(IPS)
 2.madrasah aliyah keagamaan(MAK)
Untuk lebih jelasnya tentang keadaan siswa siswi madrasah aliyah sunan ampel dapat dilihat dalam table dibawah ini
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Program Hafalan Al Qur'an

1. Pengertian Program dan Hafalan
Istilah kata program adalah berasal dari bahasa Inggris "Programma" yang berarti sebuah rancangan mengenal asas kata serta usaha untuk mengerjakan sesuatu[19]. Sedangkan kata hafalan adalah terjemahan dari kata "Hafadha"
yang berarti penjagaan terhadap sesuatu tanpa melihat tak yang ada pada buku[20].

2. Pengertian Al Qur'an
Pengertian Al Qur'an secara bahasa adalah bacaan, karena kata Al Qur'an adalah bentuk masdar dari fiil madli قرأ-يقرأ-قرأن [21]. Sedangkan pengertian Al Qur'an secara istilah terdapat beberapa pendapat antara lain :

a. Chudlori Beik mendefinisikan sebagai berikut ;
القرأن هو اللفظ العربى المنزل على محمد لتدبر وتذكر المنقل متوترا وهو ما بين دفتين المبتؤبسرة الفاتحة والمختوم بسورة الناس المتعبد بتلاوته
Artinya :
"Al Qur'an adalah Kitabulloh yang memakai lafadh Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk dimengerti dan dipelajari yang disali dengan jalan mutawattir, ditulis diantara dua sampul yang dimulai dengan fatihahdan diakhiri dengan surat An Nas dan bernilai ibadah dalam membacanya[22].

b. Masyhurul Ulama' mendefinisikan sebagi berikut ;
Al Qur'an adalah Kalamulloh yang diturunkan kepada Muhammad melalui malaikat Jibril yang mengandung mu'jizat yang disalin dengan jalan mutawattir dan benilai ibadah bagi yang membacanya[23].

c. Subhi Shohih mendefinisikan sebagai berikut ;
Kalamulloh yang merupakan yang diturunkan pada Nabi Muhammad dan ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan secara mutawattir serta membacanya adalah ibadah[24].

Berdasarkan dari definisi diatas dapat diambil suatu pengertian bahwa arti dari program hafalan Al Qur'an adalah rencana menghafalkan ayat – ayat Al Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara keseluruhan dari surat Al fatihah sampai surat An Nas dengan tujuan ibadah pada Allah dan menjaga Al Qur'an dari kesalahan.


3. Kedudukan Al Qur'an dalam Islam
Dalam islam Al Qur'an mempunyai kedudukan yang sangat tinggi, karena Al Qur'an selain sebagai kitab suci bagi orang islam juga sebagai sumber hukum yang pertama dan sebagai rujukan untuk menuntaskan perselisihan sebagaimana firman Allah QS. An Nisa' : 59
ياأيهاالذين امنوااطيعواالله والرسول واولى الأمر منكم فان تنازعتم فى شيئ فردوه الى الله والرسول ان كنتم تؤمنون بالله واليوم الأخر

"Wahai orang – orang yang beriman taatlah kamu semua pada Allah dan Rosul dan orang – orang yang mengatur Pemerintahan dari kamu semua dan apabila kalian berselisih terhadap sesuatu maka kembalikan pada Allah dan Rosul apabila kamu semua beriman pada Allah dan hari akhir". QS. An Nisa' : 59

Bagi kalangan muslim ortodoks Al Qur'an tidak sebagai firman Allah yang abadi (Unkreated) dan sebagai sumber hukum akan tetapi tidak sedikit yang ekspresikan dengan memakai unsur – unsur yang diciptakan seperti kata – kata, suara dan huruf, tetapi juga sebagai pola semua kesempurnaan linguistik meskipun bukan puisi. Seperempat terakhir kandungan Al Qur'an merupakan ayat – ayat yang puitisnya sangat tinggi[25] .

b. Kedudukan Al Qur'an selain sebagai sumber hukum juga sebagai petunjuk bagi orang – orang yang tahu dalam hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Baqoroh ; 2
ذلك الكتب لاريب فيه, هدا للمتقين
"Kitab ini tidak ada keraguan sama sekali didalamnyapetunjuk bagi orang – orang yang taqwa".QS. Al Baqoroh ; 2.

Dengan demikian maka barang siapa menjadikan didalamnya sebagai petunjuk maka baginya akan tidak tersesat sebagaimana hadits Rosululloh ;
تركت فيكم امرين ان تمسكتم بهما لن تضلوا ابدا كتاب الله وسنة رسوله
"Aku tinggalkan bagimu dua perkara apabila kamu berpegang padanya maka kamu tidak akan tersesat selamanya, yaitu Al Qur'an dan sunnah Rosul[26].

c. Kedudukan Al Qur'an dalam islam selain sebagai sumber hukum yang utama dan sebagai petunjuk bagi orang – orang yang taqwa juga sebagai pemberi peringatan kepada seluruh alam. Dalam surat Al Furqon dijelaskan sebagai berikut
تبارك الذين نزل الفرقان على عبده ليكون للعالمين نذيرا
"Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Qur'an kepada hamba-Nya agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam". QS. Al Furqon ; 1.



4. Tujuan Hafalan Al Qur'an
Apapuun tujuan yang pokok dalam hafalan Al Qur'an adalah untuk menjaga kalamullah dari penyelewangan yang di buat oleh orang –orang yang akan menghancurkan islam serta menjaga keaslian ayat-ayat Al Qur'an.

5. Manfaat Hafalan Al Qur'an
Diantara sekian banyak manfaat menghafalkan Al Qur'an adalah :
1. Melatih pribadi seseorang untuk berlaku disiplin dalam segala hal, karena bagi   seseorang yang menghafal Al Qur'an dibentuk untuk selalu menjaga ayat-ayat Al Qur'an sampai datangnya ajal.Dalam sebuah hadis disebutkan.

Artinya :
Sesungguhnya rasulullah bersabda barang siapa hafal Al Qur'an lalu ia melupakan maka ia akan bertemu dengan Allah pada hari kiamat dengan keadaan sakit lepra.(HR. Abu Dawud.)[27]

2. Agar mendapatkan ketentraman jiwa sebagaimana sabda Rosulullah
ما اجتمع قوم فى بيت من بيوت الله بتلون كتاب الله ويتدارسونه الاانزلت عليهم السكينة عليهم وغشيهم الرحمه وحفتهم الملائكة وذكرهم الله فيمن عنذه (رواه مسلم والترمذى وابن مجه وابو دود)
Artinya :
Tidaklah kaum yang berkumpul dalam rumah – rumah Allah dengan membaca kitab Allah dan mempelajari Al Qur'an melainkan baginya diturunkan ketenangan dan dihujani rahmat dan di kelilingi malaikat dan mereka di sebut-sebut Allah di sisinya." (HR. Muslim, Turmudzi, Ibnu Majah dan Abu Dawud.)[28]

3. Doanya terkabulkan sebelum ia meminta. Rosululloh bersabda dalam hadits qudsi.
عن ابى سعيد الحذرى : عن النبى صلى الله عليه وسلم قال : يقول الرب نحسانه وتعالى : من شغله القرأن وذكرى عن مساء التى اعطيطه افضل ما اعطى السائلين (رواه البيهقى والدارمى والترمذى)
Artinya :
Dari Abu Said Al Hudry dari Rosululloh SAW bersabda Allah berfirman "Barangsiapa disibukkan dengan Al Qur'an dan mengingatku sehingga dia tidak sempat memohon kepada-Ku, maka Aku berikan yang lebih baik dari orang – orang yang meminta kepada-Ku". (HR.Baihaqi, Ad-Darimi dan Turmudzi)[29].

  4. Tajam ingatannya dan bersih instuisinya.
      Ketajaman ingatannya dan kebersihan instuisinya itu muncul Karena seorang penghafal Al Qur'an selalu berupaya mencocokkan ayat – ayat yang dihafalkannya dan membandingkan ayat – ayat tersebut keporosnya, baik dari segi lafadh maupun dari segi pengertiannya. Sedangkan bersihnya instuisi itu timbul karena seorang penghafal Al Qur'an senantiasa berada dalam lingkungan  dzikrulloh dan selalu dalam kondisi keinsyafan yang selalu meningkat, karena ia selalu mendapat peringatan dari ayat – ayat yang dibacanya. Nabi bersabda ;
ان القلوب لنصد أكما يصدأ الحديد قيل يا رسو ل الله وما جلائها قال قرأة القرأن (رماه ابو دود)
Artinya ;
"Sesungguhnya hati itu mesti berkarat sebagaimana besi, kemudian sahabat bertanya ; Wahai Rosululloh apa penawarnya ? Jawab Nabi (penawarnya) adalah baca Al Qir'an". (HR Abu Dawud)[30]

5. Memiliki identitas yang baik dan berprilaku jujur.
Seorang yang hafal Al Qur'an sudah selayaknya bahkan menjadi kewajiban untuk berprilaku jujur dan berjiwa Qur'ani. Identitas demikian akan selalu terpelihara karena jiwanya akan selalu mendapatan peringatan – peringatan dari ayat – ayat Al Qur'an yang dihafalkannya. Betapa indah identitas yang diberikan Rosululloh kepada para pembaca Al Qur'an. Dalam sebauh hadis disebutkan
عن ابى موسى الأشعرى رضي الله عنه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مثل المؤمن الذىيقرأ القرأن ثل الأترجه ريحها طيب وطعمها طيب, ومثل المؤمن الذى لايقرأ القرأن كمثل التمرة لاريح لها وطعمها حلو ومثل المنافق الذى يقرأ القرأن مثل الريحانه ريحها طيب وطغمها مر, ومثل المنا فق الذى لايقرأ القرأن كمثل الحظلة ليس لها ريح وطعمها مر (متفق عليه)
Artinya ;
Dari Abi Musa Al Asy'ari berkata Rosululloh bersabda perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur'an bagaikan buah jeruk, baunya harum dan rasanya manis. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur'an bagaikan buah kurma, tidak ada baunya tapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafiq yang membaca Al Qur'an bagaikan parfum, baunya harum rasanya pahit. Perumpamaan orang munafiq yang tidak membaca Al Qur'an bagaikan buah kamoragan, tidak berbau tapi rasanya pahit". (Muttafaqun Alaih)[31]
                
    6.  Fasih dalam bicara
Orang banyak membaca Al Qur'an akan membentuk ucapannya tepat dan dapat mengeluarkan fanetik Arab pada landasannya secara alami. Allah berfirman
وانه لتنزيل رب العالمين, نزل به الروح الأمين, على قلبك لتكون من المنذرين, بلسانك عربي مبين. (الشعرء)
Artinya ;
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu diturunkan dari Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh Ar Ruhul Al Amin. Kedalam hatimu agar kamu menjadi salah seorang diantara orang – orang yang memberi peringatan. Dengan Bahasa Arab yang jelas". (QS. Asy Syu'aro')

6.   Program Hafalan Al Qur'an di Pondok Pesantren Tahfidhil Qur'an Sirojul 'Ulum
Program hafalan Al Qur'an yang ada di Pondok Pesantren Tahfidhil Qur'an Sirojul 'Ulum terbagi menjadi empat tahapan yaitu :
a.    Kelompok Pemula
Kelompok pemula diperuntukkan bagi anak – anak yang belum mengetahui baca tulis Al Qur'an. Bagi dewan asatidz yang mendapatkan tugas dari Kyai untuk mengajar kelompok tersebut menggunakan metode Qiro'ati[32]. Metode Qiro'ati adalah sebuah metode cepat dalam mempelajari baca tulis Al Qur'an. Metode Qiro'ati ini terdiri 6 jilid. Bagi santri yang sudah mampu membaca jilid satu dengan benar, maka ia akan dinaikkan pada jilid dua dan seterusnya sampai jilid enam.

b.   Kelompok Juz Amma
Kelompok Juz Amma ini diperuntukkan bagi santri yang sudah mampu baca Al Qur'an. Bagi santri yang akan mengafalkan Al Qur'an maka dia diwajibkan menghafalkan Juz Amma terlebih dahulu. Program hafalan Juz Amma diberlakukan untuk melatih lisan dan menata makhorijil huruf bagi santri yang akan menghafalkan Al Qur'an.

c.    Kelompok Bin Nadzri
Bagi santri yang akan mengikuti program hafalan Al Qur'an, maka diwajibkan mengikuti kelompok bin nadzri terlebih dahulu. Setelah menghafala Juz Amma. Program ini ini diberlakukan agar santri yang akan mengikuti program hafalan Al Qur'an memahami ghoroibul qoulah seperti saktah, ismam, imalah dan lain – lain.

d.  Tahapan Bil Ghoib
Setelah santri menyeleseikan tahapan keempat, yaitu mengkhatamkan Al Qur'an bin nadzri 30 juz dihadapan Kyai. Maka santri mulai diperbolehkan mengikuti tahapan yang keempat yaitu tahapan hafalan (Bil Ghoib). Dalam tahapan ini santri harus mengikuti  peraturan – peraturan yang belaku diantaranya :
·         mengikuti pengajian Al Qur'an dua kali dalam satu hari, yaitu pagi dan sore.
·         Mengikuti jam wajib tadarus Al Qur'an mulai pukul 19.00 sampai dengan 20.00 WIB.
·         Mengikuti semaan Al Qur'an rutin setiap Jum'at.
·         Mengikuti program 40 khotaman bagi santri yang akan mengikuti wisuda.  
  


















B. TINJAUAN TENTANG PRESTASI BELAJAR
1. Pengertian Prestasi Belajar
Sebelum penulis mengemukakan pengertian – pengertian prestasi belajar lebih lanjut akan penulis kemukakan lebih dahulu tentang pengertian prestasi dan belajar secara terpisah yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :

ü  Prestasi adalah hasil yang dicapai[33].
ü  Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok.
ü  WJS Poerdarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai. 
ü  Mas'ud Khasan Abdul Kahar prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
ü  Nasrun Harahap dan kakawan – kawan memberi batasan, bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai – nilai yang terdapat dalam kurikulum[34].

Dengan melihat pendapat dari para ahli diatas menyimpulkan bahwa yang dimaksud prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seperti kelelahan atau disebabkan obat – obatan.[35]
Setelah megetahui pengertian perstasi dan belajar dari para ahli diatas maka dapat diambil pengertian yang cukup sederhana mengenai hal ini. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan – kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas belajar.
Dengan demikian prestasi belajar yanh dikehendaki dalam pembahasan ini adalah suatu hasil usaha kegiatan belajar dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, yangmana hasil belajar itu dapat dilihat dalam setiap periode tertentu yang terwujud dalam bentuk nilai angka (noport).

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Pengenalan terhadap factor factor yang mempengaruhi prestasi belajar pening sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik baiknya.
 Faktor factor yang mempengaruhi prestasi belajar  banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua saja yaitu faftor intern dan factor ekstern.Faktor intern adalah faftor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,sedangkan factor ekstern adalah factor yang ada diluar individu.
a. Factor Internal
yaitu faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri.
b  Faktor Eksernal
yaitu faktor yang bersumber dari luar individual yang bersangkutan. Misalnya rumusan belajar, materi belajar, teman belajar, metode pembelajaran, dorongan orang tua, tempat tinggal, lingkungan dll.
a. Faktor-Faktor Intern
1. Faktor Jasmani
a.  Faktor kesehatan
Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Keadaan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan – gangguan atau kelainan – kelainan fungsi alat indera serta tubuhnya.
b.   Cacat tubuh
Keadaan cacat tubuh yang berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh itu akan mempengaruhi belajarnya. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar menghindari atau mengurangi pengaruh cacatnya itu.
2. Faktor Psikologis
a. Intelegensi
Untuk memberikan pengertian tentang intelegensi, J.P. Chaplin merumuskan sebagai berikut, yang intinya bahwa intelegensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis,  yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep – konsep yang abstrak secara efektif,  mengetahuinya relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap belajar. Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa. Tentunya semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.[36] 
b.   Perhatian
Perhatian menurut Imam Ghozali adalah jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata – mata tertuju pada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka belajar.
c.   Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa tenang.
d.   Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilhard adalah “the capacity to learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata. Sedangkan dalam bukunya General Psychology mengatakan bahwa : “Bakat (aptitude) adalah suatu kualitas yang nampak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu.”[37]
e. Motiv
Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme (baik manusia maupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini,  motivasi berarti pemasok daya (organizer) untuk bertingkah laku secara terarah.
f.    Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkah/fase dalam pertumbuhan seseorang,  dimana alat – alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan  baru.
g.    Kesiapan
Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever adalah :”Prepareness to respond or react”. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau beraksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga behubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
3. Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).
Kelelahan jasmani terlihan dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
b.  Faktor – Faktor Ekstern
1. Faktor Keluarga
a.   Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik besar pengaruhnya belajar anaknya. Menurut Sudjipto Worodjojo, keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama.
b.   Relasi Antar Anggota Keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lainpun turut mempengaruhi belajar anak.
c.    Suasana Rumah
Suasana rumah yang dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian – kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dalam belajar.
d.   Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Jika anak hidup dalam keluarga miskin kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar anak juga terganggu. Akibat yang lain anak selalu dirundung kesedihan, sehingga anak merasa minder dengan teman lain, hal ini pasti akan mengganggu belajar anak.
Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering mempunyai kecenderungan memanjakan anak. Anak hanya bersenang – senang dan berfoya – foya, akibatnya anak kurang dapat memusatkan perhatiannya kepada belajar. Hal tersebut juga bisa mengganggu belajar anak.
e.   Pengertian  Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertan orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas – tugas rumah. Kadang – kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian, dorongan dan membantu sedapat mungkin kesulitan anak yang dialami di sekolah. Kalau perlu mendatang guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.
f.   Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu  kepada ditekankan kebiasaan – kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak.
2.  Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Berikut ini akan dibahas faktor – faktor tersebut satu persatu.
a.   Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu jalan/cara yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode guru mengajar kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya, karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran, sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.
b.   Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada  siswa. Kegiatan ini sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak  baik terhadap belajar.
Kurikulum yang tidak baik itu misalnya yang terlalu padat, diatas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa.
c.   Relasi Guru dengan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga mempengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.
Di dalam relasi (guru dan siswa) yang baik siswa akan menyukai akan gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya, sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik – baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, ia segan mempelajarinya mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju.
Guru kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
d.   Relasi Siswa dengan Siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana tidak akan melihat bahwa didalam kelas ada grup yang bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina bahkan hubungan masing – masing siswa tidak nampak.
Oleh sebab itu guru harus mampu menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan  pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
e.   Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaanya kurang, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar kurang bertanggung jawab. Sehingga dalam proses belajar siswa perlu disiplin untuk mengembangkan motivasi yang kuat.
Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin didalam belajar, baik disekolah, di rumah maupun di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula.
f.    Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat belajar yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.
Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.
g.  Waktu Sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar disekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah lemah/lelah, misalnya pada siang hari, akan mengalami kesulitan didalam menerima pelajaran. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh positif terhadap belajar.
h.   Standar Pelajaran di Atas Ukuran
Guru berpendidikan untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberikan pelajaran diatas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang berbeda – beda, hal itu tidak boleh terjadi. Guru alam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing – masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
i.    Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing – masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.
j.    Metode Balajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah, hal ini dikarenakan pembinaan guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat kan meningkatkan hasil belajar.
k.   Tugas Rumah
Waktu belajar terutama adalah di sekolah, disamping untuk belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan – kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.
3.   Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Pada uraian berikut ini, penulis membahas tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, diantaranya membahas tentang kegiatan siswa dalam masyarakat massa media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat semua yang mempengaruhi belajar.
a.   Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat terlalu banyak, maka belajarnya akan terganggu, lebih – lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktu.
Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya tidak sampai mengganggu belajarnya.
b.   Mass Media
Yang termasuk dalam mass media adalah bioskop, tv, surat kabar, majalah, buku – buku, komik – komik dan lain – lain. Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat.
Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya, sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa.
Maka perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang bijaksana dari orang tua dan pendidik, baik didalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
c.   Teman Bergaul
Pengaruh – pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begtu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga.
Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik – baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan terlalu ketat tetapi juga jangan terlalu lengah).
d.  Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengarh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang – orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada disitu. Sebalikya jika lingkungan anak adalah orang – orang yang terpelajar, baik – baik, mereka mendidik dan mensekolahkan anak – anaknya, antusias dengan cita – cita yang luhur akan masa depan anaknya, anak/siswa terpengaruh juga ke hal – hal yang dilakukan orang – orang di lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti orang – orang yang ada dilingkungannya. Pengaruh itu dapat mendorong semangat anak/siswa untuk belajar lebih giat lagi.[38]  
Demikianlah faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata faktor – faktor  tersebut adalah :
1. Faktor – faktor yang berasal dari luar diri siswa dan ini masih dapat digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa overlapping tetap ada.
a. Faktor – faktor non sosial.
b. faktor – faktor sosial        
2. Faktor – faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan dalam hal ini dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :
a. Faktor – faktor fisiologis.
b. Faktor – faktor psikologis.[39]             
Dengan melihat faktor – faktor belajar yang ada, maka dapat dikatakan bahwasannya untuk memperoleh prestasi yang baik diperlukan adanya hal – hal yang dapat menunjang belajar, agar belajar menjadi efektif dan produktif diantaranya :
1.            Murid harus menyadari sepenuhnya belajar agar dapat menjadi direktur diantaranya : akan arah dan tujuan belajarnya, sehingga ia siap siaga untuk menerima dan mencerna bahan. Jadi, bukan asal belajar saja.
2.            Murid harus memiliki motif yang murni (intrinsic atau niat). Niat yang benar adalah “karena Allah”, bukan karena yang lain. Sehingga terdapat keikhlasan dalam belajar.
3.            Harus belajar dengan “kepala penuh”, artinya murid memiliki pengetahuan dan pengalaman – pengalaman belajar sebelumnya (apresiasi), sehingga memudahkan dirinya untuk menerima sesuatu yang baru.
4.            Murid harus menyadari bahwa belajar bukan semata – mata menghafal.
5.            Harus senantiasa memusatkan perhatian (konsentrasi fikiran) terhadap apa yang sedang dipelajari dan berusaha menjauhkan hal – hal yang mengganggu konsentrasi, sehingga terbina suasana ketertiban dan keamanan belajar bersama dan atau sendiri.
6.            Harus memiliki rencana belajar yang jelas, sehingga terhindar dai perbuatan belajar yang “insidental”. Jadi belajar harus merupakan suatu kebutuhan dan kebiasaan yang teratur, bahkan tidak seenaknya saja.
7.            Murid harus memandang bahwa semua ilmu (bidang study) itu sama penting bagi dirinya, sehingga semua bidang studi yang dipelajarinya dengan sungguh – sungguh.
8.            Jangan melalaikan waktu belajar dengan membuang waktu atau bersantai – santai.
9.            Harus dapat bekerja sama dengan kelompok/kelas mendapatkan sesuatu atau memperoleh pengalaman baru juga harus teguh bekerja sendiri dalam membuktikan keberhasilan belajar sehingga ia tahu benar akan batas – batas kemampuannya.
10.        Selama mengikuti pelajaran atau diskusi dalam kelompok atau kelas harus menunjukkan partisipasi aktif dengan jalan bertanya atau mengeluarkan pendapat bila diperlukan.[40]        



  
Dari keterangan tersebut diatas diperkuat oleh pedapat Bimo Walgito. Factor yang mempengaruhi dalam belajar adalah :

a. Faktor anak atau individu yang belajar.
b. Faktor lingkungan anak.[41]

Factor – factor tersebut dapat mempengaruhi kegiatan belajar seseorang, karena factor internal dan eksternal memang ada dan selalu berhadapan, sehingga menjadi dorongan yang kaut. Selain dari pada itu lingkungan juga dapat menjadi factor penghambat. Lingkungan adalah merupakan factor yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan individu. Pertumbuhan yang dimaksud disini adalah pertumbuhan yang mempengaruhi yang mengarah pada hasil belajar.[42]    
Jadi jelaslah antara pengaruh dan factor lingkungan yang berasal dari dalam diri anak dan dari luar diri anak merupakan suatu yang tidak dapat dipisahkan, kedua factor tersebut saling berkaitan dan berhubungan erat, sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak mengecewakan karena hubungan kedua factor tersebut. Oleh sebab itu antara factor internal dan factor eksternal diupayakan dijaga keseimbangannya, karena hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Sehingga apabila hal tersebut dapat terwujud maka akan terbentuklah suatu keselarasan dan keseimbangan.

C. PENGARUH PROGRAM KEGIATAN HAFALAN AL QUR'AN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Al Qur'an adalah kalamulloh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang berfungsi sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan bagi manusia demi mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Al Qur'an diturunkan secara universal, maksudnya Al Qur'an diturunkan tidak untuk sebagaian umat akan tetapi Al Qur'an diturunkan untuk seluruh umat dan berlaku sepanjang masa. Dikarenakan sangat luasnya ajaran – ajaran yang terkandung didalamnaya. Ajaran – ajaran yang terkandung dalam Al Qur'an menghendaki agar sifat – sifat yang ditanamkan kepada manusia dipertunjukkan dan diterapkan pada waktu – waktu yang tepat, seperti menunjukkan sifat pemaaf, jujur dan berani menerangkan sesuatu yang haq, sekalipun perkataan tesebut akan membawa kesulitan serta menghendaki agar manusia selalu berbuat baik sekalipun terhadap seseorang yang pernah berbuat jahat terhadapnya. Manusia harus bersikap rendah diri akan tetapi tidak sampai kehilangan harga diri. Manusia harus aktif dan disiplin serta harus mampu membagi waktu yang sesuai dengan aktifitas dan kapasitasnya.
Dengan menghafal Al Qur'an dan memahami isi yang terkandung didalamnya, maka diharapkan para penghafal kitab suci tersebut mampu untuk mengamalkan dan mengajarkan kepada orang lain karena didalamnya terkandung petunjuk – petunjuk serta bimbingan dalam melaksanakan aktifitas sehari – hari.
Kalau kita lihat dari materi – materi dalam mata pelajaran Al Qur'an yang diajarkan di Madrasah Aliyah  pada umumnya pelajaran tersebut berisi tentang masalah ibadah, akhlaq, etika pergaulan baik sesama muslim maupun non muslim, larangan berlebih – lebihan. Hal ini sebagaimana yang terdapat pada standar kompetensi dan kompetensi dasar pelajaran Al Qur'an ditingkat Aliyah yaitu :
" Al Qur'an adalah bagian dari materi pelajaran pendidikan agam islam yang memberikan pendidikan dengan tahapan membaca dengan benar, menterjemahkan, menyimpilkan, menyalin dan menghafalkan lalu mengamalkan".
Dari pengertian tersebut jelaslah sudah bahwa yang dimaksud dengan hafalan Al Qur'an adalah merupakan tindak lanjut dalam usaha untuk memberikan kemampuan memahami pokok isi yang terkandung didalamnya. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai daam menghafal Al Qur'an adalah untuk menjaga kemurnian kalamulloh dari kekeliruan baik dalam segi penulisan maupun kesalahan dari segi bacaannya.
 Berdasarkan pada uraian diatas yaitu tentang tujuan menghafal Al Qur'an adalah adanya keserasian dan kecocokan terhadap prestasi belajar siswa, karenanya didalam Al Qur'an juga terdapat perintah untuk mencari ilmu dan memperbanyak pengalaman serta pengetahuan demi kualitas dan prestasi diri. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi,
فضل العالم على العابدكفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب
Artinya ;
Keistimewaan orang yang mempunyai pengetahuan dibandingkan dengan ahli ibadah itu bagaikan keistimewaan bulan purnama diantara bintang – bintang".[43]

Berdasarkan hadits diatas maka jelaslah bahwa hanya orang – orang berilmulah yang mempunyai derajat yang tinggi.
Dengan demikian maka sejak dini anak harus dilatih untuk senantiasa memperbanyak belajar demi masa depan yang gemilang. Belajar yang aktif salah satunya harus dilakukan dengan tekun dengan mengatur dan memiliki waktu yang tepat. Sehingga semua aktifitas dapat berjalan sesuai dengan harapan.
Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hafalan Al Qur'an dapat mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa. Karena dengan menghafal Al Qur'an secara otomatis dapat melatih otak seseorang untuk selalu berfikir positif dalam segi pelafalan ayat – ayat ataupun tentang isi yang terkandung didalamnya.                              

  



      


                                                                  


[1] Syeh Zainuddin , Irsyadul Ibad . (Surabaya : Nur Aisyah,1986) hal. 54
[2]. Syeh Maki Nashir, Nihayatul Qouli. (Kediri : Lirboyo,1989) hal. 26  
[3] .
[4] . Syekh Muhammad Nawawi, Tafsirt Munir, Juz Awal; Thoha Putra : hal. 09
[5] . Badri Yatim MA., Sejarah Peradaban Islam ; Raja Grafindo : 2003 : hal 50
.[6] Al Qur'an dan Terjemah Khodimul Haromain, 1987 hal. 20
[7] Syeh Zainuddin , Irsyadul Ibad . (Surabaya : Nur Aisyah,1986) hal. 54
[8] .
[9]. Syeh Maki Nashir, Nihayatul Qouli. (Kediri : Lirboyo,1989) hal. 26  
[10] . Ridwan, Metode Teknik Penulisan Thesis (Bandung : Alfabeta, 2006), hal. 50
[11] . Sumadi Surya Beta, Metode Penelitian (Jakarta : Raja Grafindo Persada 2000) hal. 72
[12] . Ridwan, Metode Penulisan Thesis, hal. 50
[13] . Suharsimi Ari Kunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Bina Aksara,1993)hal.102
[14] . Suharsimi Ari Kunto,Prosedur Penelitian (Jakarta : Rinika Cipta,1993) hal. 126
[15] . Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta : Raja Grafindo Persada,1999) hal. 27
[16] . Ibid, hal. 27
[17].Jujun S.Suriantri, Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Popular. Pustaka Sinar Harapan; Jakarta ,  1990 hal. 328
[18] .Suharsini Ari Kunto, Prosedur Penelitian, Reneke Cipta ; Jakarta, 1993 ha; 93
[19]. Kamus Besar Bahasa Indonesia DEPDIKNAS, Jakarta ; Balai Pustaka.2002 hal. 897.
[20] . Ahmad Warson Munawir, Kamus Munawir ; Jogyakarta , Pustaka Progresif  1989 hal. 297.
[21] .Ibid.
[22] .Buku Paket Mata Pelajaran Al Qur'an Hadits DEPAG hal. 02.
[23] .Ibid.
[24]. Al Qur'an dan Terjemah Departemen Agama. Hal. 15.
[25] . Drs.H. Marzuki Wahid, Studi Al Qur'an Kontemporer. Pustaka Setia Bandung ; 2005 hal. 06.
[26] .
[27] .syeh Muhammad maki nasi (kediri lirboyo 1988.) hal.22.
[28] . Syekh Muhyidin , Riyadlus Sholihin. Bandung , Sirkatul Ma'arif ; 1982 hal. 439.
[29] . Abi Zakariya Yahya, At Tibyan Fi Adabil Hamalatil Qur'an. Surabaya ; Al HIdayah, 1983 hal. 18.
[30] .
[31] .Syekh Muhyidin, Riyadlus Sholihin. Bandung ; Sirkatul Ma'arif hal. 431.
[32].
[33] .Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka ; Jakarta hal. 787.
[34] .Syaiful Bakri Djamaroh, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Usaha Nasional ; Surabaya. 1994 hal. 19 21
[35] .L.L. Pasaribu, B. Simanjuntak, Proses Belajar Menagajar. Tersita ; Bandung, 1983 hal. 59.
[36] . Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995. hal.134
[37] .  Wayan Nurkuncana, Evauasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1986. hal. 204
[38] . Slameto, Belajar dan Faktor – Factor yang Memepengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1987 hal. 54-71
[39]. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Rajawali, Jakarta, 1987. hal.249
[40] . Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama, hal. 269-270
[41] .Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta ; 1981 hal. 124.
[42] .Petty MA.dkk.,Pengantar Psikologi Umum. Usaha Nasional ; Surabaya. 1982 hal. 27.
[43] .Syekh Muhammad Bin Umar. Tangkihul Qoulul Hadits. Al Hidayah ; Surabaya hal. 8.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar