MAR'ATUS
SHOLIHAH
الدنيا متاع
وخيرمتاعهاالمرأةالصالحة (رواه مسلم)
Dunia itu
perhiasan,dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita yang baik budi pekertinya
(HR.Muslim)
PANDANGAN UMUM
·
Wanita adalah
Tiangnya Negara,maka apabila wanita itu berperilaku baik maka Negara itu akan
menjadi baik,begitu pula sebaliknya,apabila wanita itu berperilaku buruk maka
Negara itu akan menjadi buruk
·
Wanita yang
Sholihah/baik harus selalu konsisten mencari ilmu,karena dengan ilmu kita akan
di hormati oleh masyarakat dan selamat di dunia dan akhirat,terlebih ilmu agama
dan yang berhubungan dengan wanita
·
Wanita yang
baik,wajib (Fardlu 'ain) mempunyai jiwa tauhid dan iman yang kuat supaya tidak
gampang terpengaruh,ibarat bangunan,tauhid merupakan pandemen/pondasinya, maka
apabila pondasinya kuat bangunan itu tidak akan mudah roboh
·
Wanita sholihah
harus mempunyai Akhlak/budi pekrti yang baik,baik itu kepada orang
tua,suami,guru,teman dll
MAR'ATUS SHOLIHAH KEPADA ORANG TUA
Setiap orang
sudah pasti merasa bahwa Orang tua (bapak dan Ibu) adalah orang yang menyebabkan kita bisa berada di dunia
ini,maka dari itu Menghormati/berbakti kepada orang tua adalah suatu kewajiban
bagi kita dan suatu perkara yang sangat penting dalam kehidupan kita,sampai
sampai di dalam Al Qur'an Allah SWT memerintahkan berbuat baik/ berbakti kepada
orang tua di barengkan dengan perintah menyembah kepada Allah SWT
وقضى
ربك ان لا تعبدوا الا اياه وباالوالدين احسانا
"Dan
Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu Jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
berbuat baik kepada ibu bapak"
رضاالله في رضا الوالدين
"Ridlo Allah tergantung pada Ridlo Orang tua"
برواأباءكم تبرواأبنأكم
"Berbuat baiklah kamu sekalian terhadap orang tua
kamu,niscaya anak-anakmu akan berbuat baik kepadamu"
Di antara cara kita berbakti kepada
Orang tua adalah :
·
Sewaktu waktu
Orang tua menasehati kita,kita harus betul-betul mendengarkan dengan hormat dan
menerima dengan lapang dada
·
Jangan
membantah walaupun dengan satu ucapan
ولاتقل لهما اف
·
Di hadapan
orang tua jangan sampai berbicara kasar dan dengan raut muka yang masam
·
Kalau berbicara
kepadanya hendaknya secukupnya saja dan dengan kata-kata yang lemah lembut
(Kromo inggil :Jawa)
·
Apa yang
menjadi kebutuhanya kita harus segera membantu dengan ikhlas tanpa pamrih,dan jangan
menunggu di perintah
·
Jangan sampai
mengambil barang-barang milik orang tua dengan tanpa seizinnya
·
Kalau di
perintah,selama perintah itu tidak bertentangan dengan Syari'at agama maka
harus segera di laksanakan dengan hati yang ikhlas
·
Anak tidak di
perbolehkan memerintah orang tua dalam hal apapun
·
Jangan sampai
memanggil orang tua dengan menyebut namanya
·
Setelah Sholat
Fardlu harus selalu mendo'akan orang tua
·
Jangan sampai
berbuat sesuatu yang bisa mempermalukan dan membuat susah orang tua
·
Kalau berjalan
bersama orang tua,harus mendahulukan orang tua
·
Tidak boleh
mengunggul-unggulkan kedudukan orang tua
MAR'ATUS SHOLIHAH KEPADA ORANG TUA
YANG SUDAH RENTA
Sudah lazim
bahwa wanita adalah yang memegang kendali yang berhubungan dengan masalah dapur
dan mengatur untuk makan sehari-hari,maka dari itu perlu di ketahui apa saja
kewajiban anak (wanita) kepada orang tua yang sudah renta.
Hukumnya sama
dengan kewajiban orang tua terhadap anak yang masih kecil,terlebih harus lebih
sabar dan telaten dalam segala hal,lebih bisa menahan diri dari goda'an setan
(karena setan akan mengajak anak merasa bosan merawat orang tua yang sudah
renta).
Perlu di ingat
bahwa orang tua kita dulu dalam merawat kita sehari-hari dalam keadaan apapun
tidak mengenal kata lelah,senantiasa berdo'a/berharap mudah-mudahan di beri
umur panjang agar bisa merawat dan mengasuh anak-anaAknya hingga
dewasa,sebaliknya pikiran orang-orang yang merawat orang tuanya yang sudah
renta biasanya berharap orang tuanya tersebut segera meninggal,dengan harapan
tidak terbebani dan segera mendapatkan harta peninggalannya Na'udzubillah.
Maka dari itu
sebagai seorang anak harus merasa bersyukur atas ni'mat yang sudah di peroleh
atas wujudnya dia di dunia,karena dengan adanya orang tualah dia bisa berada di
dunia ini,kita juga tidak akan hidup kekal di dunia sampai hari qiyamat,kalau
bisa berfikir seperti itu maka tidak akan bosan dan merasa terbebani dengan
merawat orang tua yang sudah renta.
Begitu juga
sebaliknya kalau tidak mau berfikir seperti itu,sudah pasti akan merasa
terbebani, jengkel, marah dll sehingga memandang orang tua dengan pandangan
sinis dan menyebabkan orang tua tidak terawat dengan baik,bahkan kadang-kadang
berharap orang tua segera meninggal dunia agar supaya segera mendapatkan harta
warisanya, Na'udzubillah.
Dalam hukum
islam, hak anak terhadap orang tua itu sangat berat sekali,apalagi kalau sampai
membunuh,membentak saja sudah di hukumi haram seperti dalam firman Allah : "
Maka sekali-kali jamganlah engkau mengatakan pada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah
engkau membentak keduanya "
Adapun
adab/tata krama anak terhadap orang tua yang sudah renta adalah :
·
Melayani orang
tua yang sudah renta harus lebih sabar dan telaten.
·
Walaupun orang
tua tidak meminta,anak harus pengertian dan mengusahakan kebutuhanya,misalnya
pada waktu dingin harus menyediakan selimut yang tebal.
·
Sulit dan
jeleknya orang tua jangan sampai di bicarakan.
·
Jangan sampai
memerintah walaupun perbuatan yang ringan.
·
Dalam memberi
tempat/kamar jangan sampai di sia-siakan (mis : di beri tempat di dekat
kandang).
·
Walaupun tidak
bisa di ajak musyawarah,namun apabila akan mempunyai hajat/bepergian hendaknya
minta izin/minta do'a restu.
·
Kalau
sakit,anak harus telaten menunggu,jangan sampai pergi jauh,di umpamakan
istrinya hamil 8 bulan,tentunya tidak akan tega meninggalkan lama-lama.
·
Orang tua kalau
masih mempunyai harta,lebih baik di tasarufkan untuk bekal mati, dalam arti di
shodaqohkan/amal jariyahkan,anak harus berbesar hati ,tidak rakus terhadap
harta warisan,karena cepat sirna dan kalau salah menggunakan akan berakibat
fatal,apalagi kalau di buat rebutan.
·
Kalau habis
bepergian jauh,hendaknya membawakan oleh-oleh buat orang tua, sebab watak orang
tua yang sudah renta itu kembali seperti anak –anak, gampang marah, sering
thoma' (mengharapkan pemberian sang anak).
·
Bab Ibadahnya
orang tua,anak harus selalu mengawasi, seumpama tidak bisa wudlu harus di
wudlukan.
·
Kalau
membicarakan tentang hutang atau kurangnya bahan makanan jangan sampai orang
tua mendengar,di hawatirkan membuat susah yang ahirnya kurang enak makan
·
Supaya orang
tua senang kalau mendapatkan makanan dari sanak saudara atau dari selamatan
(misalnya),hendaknya orang tua yang lebih dahulu membuka.
MAR'ATUS SHOLIHAH KEPADA TEMAN
Sebenarnya baik
dan buruknya orang itu tergantung kepada siapa dia berteman dan berkumpul,
Kalau berteman dengan seorang pencuri,tentu dia akan ikut di kejar-kejar atau
minimal dijadikan saksi oleh polisi,berteman dengan penjual minyak wangi, dia
pasti akan ikutan berbau wangi
TATA CARA PERGAULAN DENGAN SAHABAT
DEKAT
Ada dua hal penting yang harus di
perhatikan dalam persahabatan :
A.
Memilih
sahabat
Sebelum
bergaul dengan sahabat, maka harus di perhatikan syarat-syarat bersahabat dan
berteman,tidak sembarang orang bisa dijadikan teman,bersahabatlah dengan orang
yanag layak di jadikan sahabat, Rasulullah SAW bersabda :
المرءعلىدين
خليله فلينظر أحدكم من يخا لل
"Seseorang itu mengikut atau menurut
agama (cara hidup) temannya,oleh karena itu hendaklah seseorang diantara kamu
melihat terlebih dahulu siapakah yang sekiranya pantas atau cocok dijadikan
teman".
Jika
engkau mencari teman dalam belajar atau dalam urusan agama maupun urusan
bekerja, maka pilihlah orang yang memenuhi lima syarat :
1.
Orang
yang berakal (cerdas). Sebab bergaul dengan orang bodoh
hanya akan mengakibatkan cekcok yang berujung pertengkaran. Dia akan
menyulitkan kita sendiri
Sebenarnya
musuh yang berakal itu lebih baik dari pada teman yang bodoh, Ali bin Abi
Thalib berkata : ]
ولا ةصحب اخا
الجهل وايـــا ك وايـــــــاه
فكم من جا هل
اردى حليما حين وا خـا ه
يقا س المرء با
المرء اذا ما المرء ما شاه
وللشيئ علـــى
الشئ مقا يـيس وا شبـــاه
وللقـلـب علـى
القلـب دليـــل حــين يلقـاه
" janganlah engkau bersahabat dengan
orang bodoh, waspadalah engkau dengan orang-orang bodoh"
"
Banyak sekali orang yang alim menjadi hina dan rendah karena bergaul dengan
orang-orang bodoh"
"
seseorang itu dianggap sama dengan seseorang ketika sedang berjalan
bersama-sama"
"
seperti dua pasang sandal yang sudah tentu menyamai satu dengan yang
lainnya"
"
Segala sesuatu itu memiliki kesamaan dan kemiripan dengan sesuatu yang
lain"
"
Hati seseorang itu dinggap sama dengan hati orang lain, ketika satu dengan yang
lainnya dapat bertemu (bersahabat)".
2.
Orang
yang Baik akhlaknya. Janganlah engkau bersahabat dengan orang yang jelek akhlaknya,
yaitu orang-orang yang tidak dapat mengendalikan dirinya ketika marah dan juga
tidak dapat menahan kemauan / syahwatnya. Ali Bin Abi Thalib berkata :
ان اخـاك الحق
مـن كا ن معك ومن يضر نفسه ليـنفعك
ومن اذا ريب
الزما ن صدعك شتت فيك شمله ليجمعك
" sahabatmu yang sebenarnya ialah orang yang selalu
bersamamu (diwaktu senang dan susah) dan orang yang sanggup mengorbankan diri
demi kebaikan".
" Dan
orang yang sanggup memecahkan segala urusannya, untuk menolongmu ketika engkau
sedang dilanda bencana.
Alqomah
Al-Tharidy menjelang wafatnya berpesan kepada anaknya :
Wahai anakku !
apabila engkau hendak menjalin persahabatan dengan seeorang, pilihlah
orang-orang yang mempunyai sifat :
·
Dapat menjagamu
apabila kamu berhidmah kepadanya.
·
Dapat
memperbaiki kamu, apabila engkau berteman dengannya.
·
Dapat membantu
kamu, apabila sedang membutuhkan bantuan.
·
Selalu membalas
Jasa baikmu dengan kebaikan pula.
·
Selalu mengakui
kebaikanmu.
·
Selalu menutupi
kejelakanmu.
·
Dapat
menghargai atau memepercayai ucapanmu.
·
Selalu memeberi
bantuan dikala kanu sedang mengerjakan sesuatu.
·
Mau mengalah
apabila berebut sesuatu denganmu.
3.
Orang
yang Shaleh. Janganlah engkau berteman dengan orang yang fasiq, yaitu orang yang
terus menerus melakukan dosa-dosa besar. Sebab orang yang bertaqwa kepada Allah
tidak akan melakukan perbuatan maksiat yang berdosa besar secara terus menerus ,dan
orang yang tidak takut kepada Allah itu tidak dapat dipercaya sepenuhnya,
bahkan pendirianya selalu berubah ubah menurut keadaan dan kebutuhanya.
Allah berfirman dalam Al Qur'an :
ولا تطع من اغفلنا فلبه عن ذكرنا واتبع هواه
" Dan janganlah engkau mengikuti orang yang telah kami
lalai kan dari mengingat Kami,serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaanya
itu melewati batas".
Janganlah
engkau bergaul dengan orang fasiq, sebab melihat kefasiqan secara terus menerus
itu menghilangkan kebencianmu terhadap kemaksiatan, lalu engkau menganggap
enteng terhadap perbuatan maksiat itu, dan akhirnya engkau gampang
melakukanya.
4.
Tidak
rakus dengan Harta. Janganlah engkau bersahabat dengan orang rakus (cinta) harta
kekayaan, sebab persahabatan dengan orang yang cinta dunia merupakan racun
ganas, karena tabiat manusia selalu ingin meniru dan mengikuti tabiat orang
lain, bahkan watak itu dapat menular tanpa disadari. Dengan demikian, bergaul
dengan orang yang rakus terhadap harta itu akan menambah cintamu dengan harta
juga akan mengurangi kecintan terhadap harta kekayaan.
5.
Orang
yang jujur. Janganlah engkau bersahabat dengan orang pendusta, sebab engkau
kemungkinan tertipu olehnya dengan kelicinan lidahnya.
B.
Tata
Cara atau Kesopanan Bersahabat
Setelah
mengetahui sara-cara memilih teman, maka engkau harus mengetahui hak-hak
persahabatan. Dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban ini ada beberapa tata cara
yang harus diperhatikan Rasulullah Bersabda :
مثل
الاخوين مثل اليدين تغسل احدا هما الا خرى
"Perumpamaan dua orang yang bersahabat itu seperti dua
tangan yang satunya membasuh yang lainya".
Adapun tata
cara atau kesopanan dalam persahabatan ialah :
·
Lebih
mengutamakan teman dalam urusan harta.
·
Segera memberi
bantuan kepada teman yang sedang memerlukannya sebelum meminta.
·
Menyimpan
rahasia.
·
Menutupi cacat
atau kekurangan yang ada pada diri teman.
·
Tidak
memberitahukan kepada teman omongan negatif orang-orang tentang dirinya.
·
Selalu
menyampaikan pujian orang lain kepada teman.
·
Mendengarkan
dengan baik ucapan teman, ketika dia sedang berbicara.
·
Menghindari
perdebatan dengan teman.
·
Memanggil teman
dengan sebutan yang paling disukai.
·
Memuji kebaikan
teman.
·
Berterima kasih
atas perbuatan baik teman.
·
Membela
kehormatan teman seperti halnya dia membela kehormatan dirinya.
·
Memberi nasehat
kepada teman dengan cara yang halus dan bijaksana.
·
Selalu
memaafkan kekeliruan dan kesalahan teman.
·
Selalu
mendo’akan baik kepada teman, ketika dia masih hidup maupun sesudah mati.
·
Tidak memberi
beban kepada teman, bahkan semestinya dia berusaha meringankan beban berat
teman agar dia hidup senang.
·
Menampakkan
rasa senang ketika teman mendapatkan kesenangan dan ikut bersedih apabila teman
mengalami kesusahan.
·
Menyamakan
perasaan terhadap teman antara dalam hati dan yang diluar
·
Memberi salam
terlebih dahulu kepada teman.
·
Berusaha
meluaskan tempat duduk kepada teman ketika dia masuk kedalam majlis, apabila
tidak memungkinkan, maka hendaknya beranjak dari tempat duduk dan
mempersilahkan teman untuk duduk ditempatnya.
·
Mengantarkan
teman ketika dia berdiri hendak keluar dari rumahnya.
·
Hendaknya dia
diam ketika teman sedang berbicara dan tidak menimpali ucapan teman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar